Oleh:
Adi Ismail
Deviantart/madlikeahatter
Di hutan bagian selatan hiduplah seorang Monyet yang
pemalas. Ia sangat suka bergelantungan dari satu pohon ke pohon lain. Tapi
bukannya mencari makanan untuk diri sendiri, ia malah sangat suka mencuri
makanan dari penghuni hutan yang lain.
Suatu hari, saat Monyet sedang duduk di cabang pohon,
tiba-tiba saja perut Monyet berbunyi karena merasa lapar. Ia pun langsung
bergelayutan dari pohon ke pohon, mencari buah-buahan yang masak, tapi
sayangnya saat ini adalah musim kemarau hingga sangat sedikit sekali buah yang
muncul.
"Ke mana habisnya semua buah ini, sih?"
gumamnya kesal.
Baru saja Monyet hendak bergelayutan lagi, tiba-tiba
terbesit dalam otak kecilnya sesuatu yang menyenangkan—menurutnya.
“Ah… buat apa susah payah mencari di pohon. Lebih baik
aku keliling dan melihat-lihat, siapa tahu saja hewan lain punya banyak makanan
yang bisa diberikan padaku.”
Dengan senyum semringah Monyet mulai melompat, meraih
salah satu batang pohon. Bergelayutan dari satu pohon ke pohon lain. Dan kini
senyumnya semakin berembang.
Di sana, tepat di balik pohon Mangga, ia melihat
Kelinci dan Musang sedang asyik berbincang sambil memakan satu persatu
buah-buahan yang ada di hadapan mereka. Hanya butuh beberapa detik saja
akhirnya Monyet menemukan ide cemerlang untuk mendapatkan buah-buathan
tersebut.
“Ke—kelinci…!!!” teriaknya sambil bergelayutan cepat
menuju pohon tempat Kelinci dan Musang berada.
“Ada apa, Monyet?” tanya Kelinci bingung.
Dengan napas yang terengah-engah Monyet turun. Ia
mengatur napas sambil satu tangannya mengambil pisang, memakannya dengan cepat.
“Ada apa? Kenapa kau terlihat sangat panik?” tanya
Musang.
“Sebentar.” Monyet mendekatkan jari telunjuknya ke
bibir Musang. “Biarkan aku menghabiskan makanku dulu,” lanjutnya.
Setelah selesai menghabiskan pisang Musang pun kembali
mempertanyakan pertanyaan yang sama pada Monyet.
“I—itu… itu, ibumu, Kelinci!” Monyet terus
melompat-lompat sambil menunjuk-nujuk ke arah pohon manggis.
“Kenapa pohon itu?” tanya Kelinci yang semakin
bingung.
“Bukan, bukan pohon. Ibumu… hendak dimakan Harimau!”
teriak Monyet.
“Benarkah?”
“Kau pikir aku berbohong padamu?” seru Monyet kesal.
“Di mana?”
“Di dekat sungai!”
Kelinci dan Musang pun langsung segera pergi begitu
mendengar jawaban dari Monyet. Meninggalkan Monyet dan begitu banyak
buah-buahan yang sudah mereka petik.
“Ah… mudah sekali mereka dibohongi,” decak Monyet.
Tanpa perlu menunggu aba-aba apalagi izin dari Musang
dan Kelinci, Monyet pun langsung menyantap satu per satu buah-buahan yang ada
di hadapannya. Menyantap semua itu sampai habis dan tak tersisa sedikit pun.
Membuat dia kekenyangan dan tertidur.
Sementara itu, sejak tadi dari balik pohon Harimau
yang sesungguhnya sudah menunggu. Bersiap untuk memangsa Monyet gemuk yang kini
tengah tertidur pulas.
“Akhirnya aku bisa makan dengan kenyang hari ini,”
ucap Harimau sambil tertawa terbahak-bahak.
Dan sejak saat itu Monyet tidak pernah lagi terlihat,
pun tak ada hewan yang merasa kehilangan makanannya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar