Oleh: Lily Rosella
Deviantart/3001
Pagi ini setelah memakan buah pemberian Kelinci yang
cukup banyak, Tikus dan Keledai berbaring sejenak di samping pohon pisang.
Sambil mengusap-usap perut sehabis serdawa, Tikus membersihkan giginya dengan
serpihan pohon.
“Kau ingin makan lagi?” tanyanya pada Keledai.
Keledai hanya berbaring tanpa menghiraukan pertanyaan
Tikus. Dia sudah tahu kalau kawannya itu sedikit rakus dan suka makan. Tapi
aneh, badannya tak kunjung membesar seperti dirinya.
Seraya mengusap-usap kepala dengan telapak kakinya,
Keledai melanjutkan tidur. Sementara itu, Tikus yang masih merasa lapar pergi
mencari makanan sendiri. Ia tetap akan pergi meski Keledai tidak ikut.
“Baiklah, nanti akan kubawakan untukmu beberapa
buah-buahan,” ucapnya sebelum pergi.
***
Setelah meninggalkan Keledai, Tikus berjalan ke
sana-kemari. Tubuh dan langkahnya yang kecil terkadang membuatnya terpaksa
berlari. Lantas terengah-engah.
“Mungkin karena ini tubuhku tak bisa sebesar Keledai,”
gumamnya.
Tikus menggelengkan kepalanya. Mengabaikan
benang-benang kusut yang terpintal di otaknya yang kecil. Kemudian melanjutkan
mencari makanan seperti yang sudah diharap-harapkannya sejak tadi.
Kini, setelah kenyang memakan beberapa buah yang ia
temukan di beberapa tempat seperti rumah kelinci, rumah kancil, rumah kijang,
dan hewan lainnya, ia memutuskan untuk kembali menemui Keledai yang sedang
asyik tertidur, tapi kaki kecilnya berhenti melangkah. Menatap semak-semak yang
berisi buah raspberry.
“Kenapa aku baru melihatnya sekarang!” keluhnya kini.
Tikus menghela napas, membuka mulutnya lebar-lebar. Ia
terkejut begitu menyadari kalau pohon buah raspberry ini ternyata berada tak
jauh dari tempatnya beristirahat bersama Keledai tadi pagi.
“Sepertinya aku harus mengambil buah itu untuk
Keledai.”
Sambil menggoyang-goyangkan buntutnya Tikus berjalan
cepat menghampiri pohon buah raspberry, memetiknya satu.
Baru saja satu buah yang dipetik, matanya langsung
berbinar-binar. Ia menelan ludah, dan sedetik kemudian perutnya kembali
berbunyi.
“Sepertinya aku belum makan sejak tadi pagi.”
Tanpa pikir panjang Tikus langsung memakan buah-buah
raspberry yang ada di pohon, menyantap satu per satu. Entah sudah berapa banyak
buah yang dia makan. Ia memakannya dengan terburu-buru sampai akhirnya
tersedak.
“Uhuk! Uhuk!”
Tikus hampir saja kehabisan napas, berteriak pelan
meminta tolong pada Keledai yang tertidur tak jauh dari balik pohon raspberry.
Keledai yang merasa mendengar suara Tikus langsung
mengulet dan membuka kedua matanya. Dia sudah hafal kebiasaan sahabat dekatnya
itu. Tanpa perlu mencari susah payah Keledai langsung berjalan menuju ke balik
semak-semak. Menendang punggung Tikus hingga membuat Tikus tersungkur.
“Uhuk! Uhuk!”
Berbarengan dengan batuknya tadi buah raspberry yang
tersangkut di tenggorokannya langsung keluar. Membuat Tikus dapat bernapas
lega.
“Aku pikir aku akan mati,” ucap Tikus sambil mengusap-usap
leher pendeknya.
Untuk sedetik kemudian Tikus menatap Keledai.
“Bagaimana kau tahu kalau aku ada di sini?” tanyanya.
Keledai yang sudah berjalan kembali ke dekat pohon
pisang tak menjawab pertanyaan konyol Tikus. Membuat Tikus semakin penasaran dan
terus bertanya.
“Bagaimana kau bisa tahu?” tanyanya untuk kesekian
kali.
“Kamu selalu makan buah itu setiap kali kembali, lalu
tersedak,” jawab Keledai sebelum melanjutkan tidurnya yang terganggu.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar